Sikap Seorang Muslim Dalam Menyambut Tahun Baru


Dibuat oleh : Admin
Selasa, 31 Desember 2024/29 Rabiulakhir 1446 H

Tahun baru menandakan telah berakhirnya satu tahun dan dimulainya tahun yang baru sehingga tahun baru merupakan suatu momen yang selalu diperingati oleh banyak orang di dunia, momen ini biasanya digunakan untuk merefleksikan diri, perayaan dan menumbuhkan suatu harapan baru untuk di waktu yang akan datang.

Karena penanggalan tahun merupakan karya agung umat manusia terkait astronomi (dalam Islam disebut dengan Falak), sehingga wajar saja para pewarisnya (umat manusia sekarang) melestarikan dengan tetap memakai dan merayakannya. Meski ada sebagian Muslim yang melarang perayaan tahun baru Masehi, tak sedikit juga yang membolehkannya.

Merayakan tahun baru boleh-boleh saja akan tetapi harus dengan berbagai pertimbangan, karena segala sesuatu ada dampak positifnya dan negatifnya. Maka sebagai umat Islam harus pandai-pandai memilah dan memilih. Sebaik-baiknya perayaan tahun baru yakni dengan tetap introspeksi diri dari perbuatan masa lampau dan tetap menjaga amal perbuatan yang baik di masa yang akan datang.

Jika perbuatan masa lampau merupakan perbuatan baik maka harus tetap dilestarikan, dan sebaliknya, jika perbuatan buruk maka cepat-cepat ditinggalkan. Jadikan perbuatan masa lampau sebagai pelajaran hidup yang berharga, sehingga bisa menjadikan nilai untuk kehidupan yang akan datang. Abu Darda dan Al Hasan ra menuturkan: “Hari demi hari datang kepadamu dan meninggalkan kamu. Karena itu, ambillah pelajaran sebaik-baiknya, agar engkau tidak dalam keadaan lalai ketika ajalmu tiba.

Dari pernyataan Abu Darda tersebut maka sebaik-baik manusia ketika menghadapi tahun baru yakni manusia yang tetap mempersiapkan bekal (perbuatan yang baik) di masa yang akan datang. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Al Hasyr ayat 18:

يا آيها الذين أمنوا اتقواالله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقواالله إن الله خبير بما تعملون (الحشر: ١٨).

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan “ (QS Al Hasyr: 18).

Dengan tetap istiqomah dalam kebaikan berarti kita juga telah mempersiapkan bekal yang baik untuk pulang ke kampung halaman (negeri akhirat). Karena kebaikan akan mengantarkan kita kepada kampung halaman surga.