Refleksi Hari Pahlawan : Guru Adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Dibuat oleh: Admin
Senin, 11 November 2024 / 9 Jumadilawal 1446 H

Baru saja kita memperingati hari pahlawan pada hari Ahad lalu yang bertepatan pada tanggal 10 November 2024, telah kita ketahui bersama bahwasannya tanggal tersebut adalah hari untuk memperingati para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia sehingga kita bisa menjalani hidup dengan tenang hingga saat ini. Namun selain perjuangan para pahlawan terdahulu yang harus menenteng senjata dan siap gugur di medan juang, pada saat ini seorang guru juga harus kita anggap dan kita hormati karena berperan dalam mendidik calon-calon penerus bangsa yang akan datang.

Guru adalah pahlawan yang hadir di sekitar kita tanpa embel-embel gelar atau tanda jasa yang membuat mereka dikenal di seluruh negeri. Namun ironisnya, keberadaan mereka justru semakin terpinggirkan. Bukankah sangat menyedihkan bahwasanya kontribusi pahlawan tanpa tanda jasa ini sering kali dianggap remeh dan seakan hanya bayangan dari kejayaan pahlawan di masa lalu. Karena jika kita bicara tentang pahlawan tak lagi sekadar tentang orang-orang yang berperang melawan penjajah di masa lampau. Hari ini, pahlawan hadir dalam wujud-wujud sederhana yang mungkin tak kita sadari keberadaannya.

Alasan kuat mengapa gurusangatlah pantas disebut sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa adalah karena guru memberikan kontribusi besar bagi bangsa sehingga layak disebut pahlawan. Namun, guru tidak pernah memperoleh tanda jasa seperti pahlawan-pahlawan nasional. Bahkan hingga saat ini masih banyak guru yang memperoleh imbal jasa tidak layak. Menurut Anas Basaruddin dalam Secangkir Kopi untuk Sang Guru (2023), julukan guru sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa diperkirakan sudah ada sejak 1970 hingga 1980-an. Pada saat itu, menjadi guru adalah profesi yang luar biasa berat. Guru-guru zaman dahulu dituntut mengajar para siswa di tengah segala keterbatasan akses, fasilitas, dan jaminan keamanan.

Mereka juga dituntut untuk bersekolah hingga jenjang tinggi, memiliki banyak pengetahuan, mengorbankan waktu dan tenaga. Namun, bayarannya sangat rendah. Bahkan, banyak fenomena yang terlihat di masyarakat ketika guru terpaksa harus menjalani pekerjaan tambahan untuk menambah penghasilannya. Hal inilah yang menjadi latar belakang julukan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Tidak seperti pahlawan yang bertempur di medan perang, guru tidak mendapat tanda jasa atau gelar kehormatan meskipun jasanya sangat besar.

Setelah kita pahami bersama bahwa kita tidaklah cukup hanya mengenang perjuangan pahlawan yang memegang senjata dimasa lalu saja, akan tetapi kita juga harus memperlakukan seorang guru dengan baik dan penuh penghormatan, karena seorang guru bukan hanya seperti seorang pahlawan. Akan tetapi, pada saat ini seorang guru adalah sebenar-benarnya pahlawan bangsa. Karena nasib negara ini bergantung pada guru-guru yang mendidik generasi penerus untuk menentukan arah mau dibawa kemana bangsa ini kedepannya.