Dibuat oleh : Administrator
Rabu, 3 Juli 2024 / 26 Dzulhijjah 1445 H
Dalam pandangan Islam, rezeki adalah anugerah dari Allah SWT yang diberikan kepada setiap hamba-Nya secara proporsional sesuai dengan firman Allah dalam QS.Hud ayat 6 yang berbunyi :
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
“Tidak ada satupun yang bergerak di muka bumi ini kecuali Allah yang menanggung rizkinya.” (QS. Hud: 6).
Tidak ada yang namanya rezeki yang sempurna atau rezeki yang kurang, karena setiap rezeki yang kita terima adalah rezeki yang terbaik dari Allah SWT untuk kita, Rasulullah hallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita tentang proses penciptaan manusia.
ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِىٌّ أَوْ سَعِيدٌ
“Kemudian diutus malaikat ke janin untuk meniupkan ruh dan diperintahkan untuk mencatat 4 takdir, takdir rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya.” (HR. Muslim 6893).
Maka dari itu bisa kita pahami bersama bahwa rezeki bukan hanya materi semata seperti uang atau harta benda, tetapi juga mencakup berbagai aspek kehidupan lainnya seperti kesehatan, ilmu pengetahuan, kebahagiaan, dan ketenangan hati2. Jadi, kita sebaiknya bersyukur atas apa pun yang Allah berikan kepada kita, baik dalam bentuk materi maupun non-materi.
Setelah kita kita pahami bersama apa itu rezeki, mari kita bersama sama mempelajari konsep rezeki yang Allah berikan kepada hambanya. Dalam pembagian rezeki, Allah SWT memberikan rezeki terbagi menjadi dua bentuk yakni rezeki yang sifatnya umum (الرزق العم) dan rezeki yang sifatnya khusus (الرزق الخاص).
Rezeki yang bersifat umum (الرزق العم) Ini mencakup segala sesuatu yang memberikan manfaat bagi badan, seperti harta, rumah, kendaraan, dan kesehatan. Rezeki ini dapat berasal dari yang halal maupun haram, dan Allah memberikannya kepada seluruh makhluk-Nya, baik orang muslim maupun orang kafir.
Rezeki yang bersifat khusus (الرزق الخاص) Ini melibatkan bentuk-bentuk rezeki yang lebih spesifik, seperti ilmu, akhlak, kecantikan, pangkat, dan lain sebagainya. Rezeki ini juga dapat berupa harta, tetapi memiliki dimensi yang lebih mendalam, terkait dengan ketakwaan dan keberkahan.
Lalu mengapa Rezeki yang Allah berikan berbeda beda kepada setiap individu? Ada beberapa alasan mengapa Allah berbeda dalam membagi rezekinya
- Tujuan Ujian dan Cobaan: Rezeki adalah bagian dari ujian dan cobaan yang Allah berikan kepada kita. Perbedaan rezeki memungkinkan kita mengalami berbagai situasi dan menguji ketakwaan serta kesyukuran kita, dalam hadis dari Abdullah bin Sikhir radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِى مَالِى – قَالَ – وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلاَّ مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ
“Manusia selalu mengatakan, “Hartaku… hartaku…” padahal hakekat dari hartamu – wahai manusia – hanyalah apa yang kamu makan sampai habis, apa yang kami gunakan sampai rusak, dan apa yang kamu sedekahkan, sehingga tersisa di hari kiamat.”
(HR. Ahmad 16305, Muslim 7609 dan yang lainnya).
- Rezeki Halal dan Haram: Rezeki haram (yang diperoleh dengan cara yang tidak halal) memiliki manfaat yang tidak bertahan lama. Sedangkan rezeki yang halal, meskipun terlihat sedikit, memiliki keberkahan yang berkelanjutan. Dalam riwayat Saad bin Abi Waqqash mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا أُجِرْتَ عَلَيْهَا حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فَمِ امْرَأَتِكَ
“Sesungguhnya tidaklah engkau memberikan nafkah, dengan mengharap Wajah Allah (ikhlas), kecuali engkau akan diberi pahala karenanya. Sekalipun nafkah itu (hanya berupa) sesuap (makanan) yang kau suapkan pada istrimu.” (H.R al-Bukhari).
- Bentuk Rezeki yang Luas: Rezeki bukan hanya tentang uang semata. namun Ilmu, akhlak, kecantikan, pangkat, dan kesehatan juga termasuk dalam kategori rezeki yang Allah berikan.
- Ketidakterbatasan Rezeki dari Allah sehingga terkadang, rezeki yang kita terima jumlahnya jauh lebih besar daripada yang kita usahakan.
Perlu kita ingat kebali bahwa rezeki adalah suatu anugrah yang besar dari Allah subhanahu wa ta’ala. Maka dari itu, marilah kita bersama sama selalu bersyukur atas apapun yang Allah berikan kepada diri kita, baik dalam bentuk materi berupa uang dan harta benda maupun bentuk non materi berupa kesehatan,ketakwaan kepadanya.