Kamis, 3 Juli 2025 / 7 Muharram 1447 H
Dibuat oleh: Admin
Pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang keutamaan berpuasa Tasu’a yang biasa dilakukan oleh Rasulullah SAW setiap tanggal 9 Muharram. Pada artikel kali ini, penulis ingin melanjutkan pembahasan tentang amalan yang bisa kita lakukan sesuai dengan anjuran Rasulullah yakni puasa Asyura.
Puasa Asyura sendiri adalah salah satu amalan yang dianjurkan pada bulan Muharram. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendorong umat Islam untuk banyak berpuasa di bulan ini, dan salah satu puasa yang ditekankan adalah puasa Asyura.
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ . قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”
Awalnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa Asyura ketika masih berada di Makkah, dan pada saat itu beliau tidak memerintahkan yang lain untuk melakukannya. Namun, ketika beliau tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi melaksanakan puasa Asyura dan memuliakan hari tersebut. Maka, beliau pun ikut berpuasa pada hari itu dan memerintahkan para sahabat untuk melakukannya. Puasa Asyura diwajibkan pada masa itu, namun setelah diwajibkannya puasa Ramadhan, puasa Asyura berubah menjadi sunnah mu’akkad (sunnah yang sangat ditekankan), dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak lagi memerintahkan secara khusus untuk melaksanakannya.
Ibnu ’Umar -radhiyallahu ’anhuma- mengatakan,
“Sesungguhnya orang-orang Jahiliyah biasa melakukan puasa pada hari ’Asyura. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pun melakukan puasa tersebut sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan, begitu pula kaum muslimin saat itu. Tatkala Ramadhan diwajibkan, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mengatakan: Sesungguhnya hari Asyura adalah hari di antara hari-hari Allah. Barangsiapa yang ingin berpuasa, silakan berpuasa. Barangsiapa meninggalkannya juga silakan.”
Lalu kapan puasa Asyura bisa kita lakukan?, Sebagian ulama berpendapat tentang dianjurkannya berpuasa pada hari ke-9, 10, dan 11 Muharram. Inilah yang dianggap sebagai tingkatan lain dalam melakukan puasa Asyura, sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma.
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْماً أَوْ بَعْدَهُ يَوْماً
“Puasalah pada hari ’Asyura’ (10 Muharram) dan selisilah Yahudi. Puasalah pada hari sebelumnya atau hari sesudahnya.”
Terdapat pula hadits yang diriwayatkan oleh Abdur Rozaq, Ath Thohawiy dalam Ma’anil Atsar, dan juga Al Baihaqi, dari jalan Ibnu Juraij dari ’Atho’ dari Ibnu Abbas. Beliau radhiyallahu ’anhuma berkata,
خَالِفُوْا اليَهُوْدَ وَصُوْمُوْا التَّاسِعَ وَالعَاشِرَ
“Selisilah Yahudi. Puasalah pada hari kesembilan dan kesepuluh Muharram.”