Dibuat oleh : Admin
Selasa, 17 September 2024 / 13 Rabiulawal 1446 H
Beberapa Tradisi Umat Muslim Dalam Perayaan Maulid Nabi di Nusantara
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara besar dengan mayoritas warganya beragama islam, bahkan menurut Salim dalam artikelnya menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan mayoritas warganya memeluk agama Islam terbanyak setelah Pakistan. Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, kini berada di posisi kedua dengan 236 juta Muslim atau sekitar 84,35% dari total penduduknya. Meskipun mengalami penurunan peringkat, Indonesia tetap menjadi salah satu pusat Islam yang sangat penting secara global.
Dengan jumlah umat muslim yang besar tersebut, tentunya umat muslim di Indonesia memiliki tradisi-tradisi dalam perayaan hari besar Islam yang berbeda-beda, terutama dalam perayaan maulid nabi yang jatuh pada 16 September lalu, lalu apasajakah itu? Dan apa saja tradisi yang ada pada tiap-tiap daerah tersebut? Mari bersama sama kita ulas dalam artikel kali ini.
- Sekaten di Yogyakarta
Dilansir Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Istimewa Yogyakarta, Upacara Sekaten adalah upacara tradisional yang diselenggarakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad yang diselenggarakan secara periodik satu tahun sekali yaitu setiap tiap tanggal 5 sampai 11 Rabiul Awal (atau dalam kalender Jawa disebut bulan Mulud). Upacara sekaten tersebut ditutup pada tanggal 12 Rabiulawal dengan menyelenggarakan upacara Garebeg Mulud, di mana Sultan Yogyakarta membagikan gunungan hasil bumi kepada masyarakat sebagai lambang kemakmuran.
- Grebeg Maulud di Surakarta
Perayaan Grebeg Maulud di Solo tak kalah menarik. Sama seperti di Yogyakarta, Keraton Surakarta menyelenggarakan kirab gunungan yang terdiri dari berbagai hasil bumi. Seperti dilansir dalam Warisan Budaya Kemdikbud, Istilah Grebeg berasal dari kata gumbrebeg yang artinya riuh, ribut dan ramai.
- Bungo Lado di Padang Pariaman
Di Padang Pariaman, Sumatera Barat, masyarakat merayakan Maulid Nabi dengan tradisi yang dikenal sebagai Bungo Lado. Dalam tradisi ini, pohon pisang dihias dengan makanan, uang, dan barang-barang lain, yang kemudian diarak keliling desa dan dibagikan kepada kaum dhuafa.
- Muludhen di Madura
Di Madura, tradisi Muludhen dilakukan dengan menggelar pesta besar yang dihadiri oleh seluruh warga desa. Prosesi ini ditandai dengan arak-arakan barang-barang hasil bumi, diiringi dengan doa dan zikir bersama. Pembagian makanan selama Muludhen melambangkan semangat berbagi rezeki yang merupakan inti dari perayaan ini.
- Keresan di Mojokerto
Di Mojokerto, tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dikenal dengan nama “Keresan,” yang diambil dari kata “keres” atau pohon kersen. Dalam tradisi ini, ratusan hadiah diikat dengan rafia pada ranting-ranting dua pohon kersen, dan bisa diambil oleh masyarakat setelah prosesi perayaan selesai. Hadiah-hadiah ini bisa berupa pakaian, sandal, topi, sepatu, hingga buah-buahan, yang semuanya disiapkan oleh masyarakat setempat sebagai wujud syukur atas kelahiran Nabi. Dengan memberikan hadiah, masyarakat menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT.
Demikian beberapa contoh tradisi yang ada pada masyarakat muslim di berbagai daerah dalam merayakan maulid nabi yang diperingati setiap tanggal 12 Rabiulawal. Semoga dengan pengetahuan yang kita dapatkan dapan menjadikan kita semakin bersyukur dalam menyikapi takdir yang Allah berikan kepada kita sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia.