Dibuat oleh : Administrator
Senin, 10 Juni 2024
3 Dzulhijjah 1445 H
Ada beberapa amalan yang bisa kita kerjakan selama bulan Dzulhijjah ini terutama di awal-awal bulannya. Dikarenakan waktu-waktu di awal bulan Dzuljijjah ini adalah waktu yang sangat mulia dan jika kita melakukan amal kebaikan maka Allah SWT akan melipatgandakan pahalanya. Beberapa amalan yang dianjurkan itu antara lain:
1. Puasa Sunnah Bulan Dzulhijjah
Pada bulan Dzulhijjah terdapat beberapa puasa sunnah apabila dilakukan umat Islam akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Di antaranya terdapat puasa sunnah Arafah, Tarwiyah, dan Ayyamul Bidh.
Puasa Arafah
Puasa sunnah Arafah dianjurkan untuk diamalkan oleh kaum muslim karena memiliki keutamaan yang begitu besar. Pelaksanaannya jatuh setiap tanggal 9 Dzulhijjah tepat sehari sebelum Hari Raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah.
Pahala yang akan diterima oleh umat muslim ketika menjalankan puasa Arafah dapat disimak dalam hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Abu Qatadah r.a berikut:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
Artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).
Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah biasa dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum pelaksanaan puasa Arafah. Puasa Tarwiyah sangat dianjurkan untuk diamalkan bagi umat Islam karena memiliki keutamaan yang sangat berharga. Hal tersebut tercantum dalam sebuah hadits riwayat sebagai berikut:
صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين
Artinya: “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun.” (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).
2. Perbanyak Bertakbir dan Berdzikir
Memperbanyak berdzikir dan bertakbir pada bulan Dzulhijjah termasuk bertahlil, bertasbih, beristighfar, bertahmid, dan memperbanyak doa merupakan amalan yang sangat dianjurkan pada bulan ini.
3. Menunaikan Ibadah Haji
Ibadah haji merupakan rukun islam yang kelima dan wajib dilaksanakan bagi setiap muslim yang telah mampu secara ekonomi dan syariat Islam. Ibadah haji dilakukan setiap bulan Dzulhijjah, puncaknya pada pelaksanaan rukun wukuf di padang Arafah pada 9 Dzulhijjah.
Ibadah haji telah diisyaratkan melalui firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 196 sebagai berikut:
وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِۗ فَاِنْ اُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ وَلَا تَحْلِقُوْا رُءُوْسَكُمْ حَتّٰى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهٗۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ بِهٖٓ اَذًى مِّنْ رَّأْسِهٖ فَفِدْيَةٌ مِّنْ صِيَامٍ اَوْ صَدَقَةٍ اَوْ نُسُكٍۚ فَاِذَآ اَمِنْتُمْۗ فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ اِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ فَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلٰثَةِ اَيَّامٍ فِى الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ اِذَا رَجَعْتُمْۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌۗ ذٰلِكَ لِمَنْ لَّمْ يَكُنْ اَهْلُهٗ حَاضِرِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِࣖ ١٩٦
Artinya: “Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Akan tetapi, jika kamu terkepung (oleh musuh), (sembelihlah) hadyu yang mudah didapat dan jangan mencukur (rambut) kepalamu sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepala (lalu dia bercukur), dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah, atau berkurban. Apabila kamu dalam keadaan aman, siapa yang mengerjakan umrah sebelum haji (tamatu’), dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Akan tetapi, jika tidak mendapatkannya, dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (masa) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itulah sepuluh hari yang sempurna. Ketentuan itu berlaku bagi orang yang keluarganya tidak menetap di sekitar Masjidilharam. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Mahakeras hukuman-Nya.”
4. Berkurban
Hari Raya Idul Adha identik dengan pelaksanaan ibadah kurban bagi umat Islam di seluruh dunia, maka tak heran jika hari ini biasa disebut sebagai Hari Raya Kurban. Para Jumhur ulama menafsirkan ayat tersebut dengan “Berkurbanlah pada hari Idul Adha (yaum an-Nahr). Udhiyah merupakan bentuk rasa cinta dan ketaqwaan seorang muslim kepada Allah”.
Keutamaan berkurban telah disebutkan Allah SWT melalui firman-Nya dalam Surat Al-Hajj, ayat 37 sebagai berikut:
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ ٣٧
Artinya: “Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin.”
5. Bertaubat atau Tidak Bermaksiat
Bagi umat Islam, perintah bertaubat dan tidak bermaksiat merupakan sesuatu yang wajib dilakukan karena hal tersebut merupakan perintah dari Allah SWT. Di momen bulan Dzulhijjah yang sangat mulia, akan lebih baik jika kaum muslim memanfaatkannya dengan cara bertaubat dan menjauhi segala perbuatan tercela.
Allah SWT berfirman melalui Al-Quran, Surat An-Nahl ayat 119 sebagai berikut:
ثُمَّ اِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِيْنَ عَمِلُوا السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابُوْا مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ وَاَصْلَحُوْٓا اِنَّ رَبَّكَ مِنْۢ بَعْدِهَا لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌࣖ ١١٩
Artinya: “Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) orang-orang yang melakukan keburukan karena kebodohan (tidak menyadari akibatnya), lalu bertobat dan memperbaiki (dirinya). Sesungguhnya Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Demikian beberapa amalan yang dianjurkan dikerjakan di Bulan Dzulhijjah. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan kemampuan kepada kita untuk beribadah semaksimal mungkin di Bulan Dzulhijjah ini.
Allahu a’lam bishshowwab.